Kegiatan
4
THERMOREGULASI
I.
Tujuan:
a. Dapat
melakukan pengukuran suhu tubuh homoioterm dan mengamati pengaruh suhu terhadap
suhu tubuh manusia.
b. Dapat
melakukan pengukuran suhu tubuh poikiloterm dan mengamati pengaruh suhu
terhadap suhu tubuh katak Bufo bulgaris.
II.
Alat dan Bahan
a. Thermometer
badan
b. Gelas
piala ukuran 1 liter
c. Air
es
d. Air
panas
e. Pengukur
waktu
f.
Katak Bufo bulgaris
III.
Cara kerja:
1. Pengaruh
suhu lingkungan terhadap suhu badan manusia
Sebelum
digunakan termometer harus menunjukkan skala terendah hal ini dapat dilakukan
dengan cara mengibas-kibaskan termometer tersebut untuk melakukan hal ini
perlu hati-hati karena sering secara tidak sengaja menyentuh tubuh teman atau
benda keras lainnya yang dapat menyebabkan pecahnya termometer
|

Menaruh
termometer pada ketiak naracoba selama kurang lebih 3 menit, kemudian
mengamati skalanya dan mencatat suhunya. Selain tu pada leher tempelkan es
batu selama 5 menit dan mengamati suhunya kemudian mencatat hasilnya,
kemudian pada leher tempelkan air panas selama 5 menit dan mengamati suhunya
dan mencatat hasilnya.
|

Mencatat
apakah ada perbedaan suhu tubuh naracoba pada sebelum dan sesudah perlakuan
|
2. Pengaruh
suhu lingkungan terhadap shu badan katak
Mangambil
katak kemudian fiksasi pada batang atau kayu dengan menggunakan benang kenur
kemudian memasukkan termometer kedalam mulut katak dan membiarkannya selama 3
menit, kemudian catat suhunya
|

Memasukkan
katak tersebut ke dalam gelas piala ukuran 1 liter yang diisi dengan air
dingin biarkan selama 5 menit dan mencatat perubahannya
|

Kemudian
mengganti air dengan air hangat dan mencatat suhunya seperti yang dilakukan
diatas.
|
IV.
Hasil pengamatan dan
Pembahasan
Hasil pengamatan
NAMA
|
UMUR
|
NORMAL
|
SETELAH
DIBERI ES
|
SETELAH
DIBERI AIR HANGAT
|
RISALIA
|
20
|
37,4
C
|
37
C
|
37,2
C
|
NOVI
|
20
|
37,1
C
|
36,2
C
|
37,1
C
|
HENDY
|
20
|
36,5
C
|
35,5
C
|
36,9
C
|
HENY
|
19
|
36,6
C
|
36,5
C
|
36,8
C
|
TUTIK
|
20
|
36,7
C
|
35,8
C
|
36,4
C
|
Suhu:
Air panas: 39 c
Air es: 7 c
Praktikan
|
Normal
|
Setelah
diberi es
|
Setelah
diberi air panas
|
Katak
Bufo sp
|
36,4
c
|
35,2
c
|
36,5
c
|
Pembahasan
Proses pengeluaran
panas dari tubuh dapat melalui berbagai cara antara lain lewat kulit, saluran
pernafasan, mulut, feses, dan urin. Kehilangan panas paling banyak terjadi
lewat kulit yaitu hampir 80 %.proses regulasi atau pengaturan panas badan yang
paling bamyak berperan adalah sel-sel saraf hipotalamus yang peka terhadap
perubahan suhu badan internal terutama suhu darah. Mekanisme regulasi panas
tersebut berlangsung secara cepat karena melibatkan sistem saraf dan hormon
sehingga disebut neuro-endokrin. Regulasi panas badan menggunakan sistem
feedback (umpan balik negatif) artinya apabila panas badan melebihi suhu
optimal, maka hipotalamus akan berusaha menurunkan ke optimal dan sebaliknya.
Pada pratikum ini hasil yang
didapat pada kelima probadus setelah di cek normal suhu tubuhnya kemudian
diukur suhu tubuhnya setelah berkumur es, kelima probandus ini melakukan pengukuran
suhu maka hasil yang didapat probanus mengalami penurunan suhu demikian pula pada saat probadus diberi air
hangat dibagian tekuk lehernya pada kelima probadus mengalami peningkatan
suhu. Dalam praktikum ini,seharusnya
suhu tubuh manusia tidak berubah atau tetap karena suhu tubuh manusia tidak
terpengaruh atau sedikit terpengaruh oleh suhu lingkungan. Ketika suhu badan
meningkat atau turun akibat pengaruh lingkungan yang dingin maupun yang panas,
maka kenaikan maupun penurunan suhu tersebut akan mempengaruhi sel-sel saraf
hypothalamus selanjutnya hipothalamus akan menginstruksi lewat neuroendokrin ke
saraf peifer agar meningkatkan sirkulasi darah perifer yang berada di bawah
kulit dan meningkatkan ekskresi keringat atau urine sehingga suhu badan akan
tetap optimal.
Pada pengukuran organisme
poikiloterm,suhu normal katak 36.40C, suhu katak setelah masuk air
es menjadi 35,20C dan suhu katak setelah masuk air panas meningkat
menjadi 36,50C. Menurut teori yang ada, katak termasuk hewan
poikiloterm atau berdarah dingin artinya suhu tubuh cenderung mengikuti suhu
lingkungan. Hal ini disebabkan belum memiliki pengatur suhu tubuh. Dalam
praktikum ini terbukti bahwa suhu tubuh organism pikiloterm khususnya katak
dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
V.
Kesimpulan
Dari
hasil pratikum ini Mekanisme
regulasi terhadap panas berlangsung cepat melalui sistem saraf hormon
(neuro-endokrin) dengan menggunakan sistem feedback artinya apabila panas badan
melebihi suhu optimal, maka hipotalamus akan berusaha menurunkan ke optimal dan
sebaliknya sehingga suhu tubuhnya tidak dipengaruhi oleh suhu lingkungan.Katak
termasuk organisme poikiloterem yaitu organisme berdarah dingin yang belum
memiliki alat pengatur suhu tubuh, sehingga suhu tubuh dipengaruhi atau
mengikuti oleh suhu lingkungan sekitarnya.
VI.
Daftar pustaka
Evelyn
C. Pearce. 1991. Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Heru, Nurcahyo. 2008. Petunjuk
Praktikum Fisiologi Hewan Lanjut. Yogyakarta. Jurusan Pendidikan Biologi.
FMIPA. UNY.
Soewolo. 2000. Pengantar
Fisiologi Hewan. Depdikbud. Jakarta.
Suhandoyo, dkk. 2002. Reproduksi
– Embriologi Hewan. Yogyakarta. Jurusan Pendidikan Biologi. FMIPA UNY.
Sukiya. 2001. Biologi
Vertebrata. Yogyakarta. FMIPA.UNY.
VII.
lampiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar